Sekali Lagi tentang Shalat Malam


Ayat-ayat Al-Quran Berkaitan dengan Shalat Malam

 “Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwa engkau bangun (untuk shalat) kurang dari dua pertiga malam, dan (ada kalanya) separuh malam dan (adakalanya) sepertiganya.” (Al-Muzzammil 20)

“Dan (‘ibadurrahman itu adalah) orang-orang yang melalui malam dalam keadaan sujud dan berdiri untuk Rabb mereka.” (Al-Furqan 64)

“Di waktu malam, sedikit sekali mereka tidur. Dan pada waktu sahur mereka beristighfar” (Adz-Dzariat 17-18)

“Sesungguhnya orang yang beriman kepada ayat ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, sedang mereka tidak menyombongkan diri. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka.” (As-Sajdah 14-16)

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (Az-Zumar 9)

Hadits-hadits Nabi Berkaitan dengan Shalat Malam

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim)

Ibunda Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata, “Adalah Rasulullah melaksanakan shalat antara seusai Isya sampai fajar sebanyak 11 rakaat, mengucapkan salam pada setiap dua rakaat, dan berwitir dengan satu rakaat.” (HR Bukhari & Muslim)

Ibunda Aisyah Radhiyallahu ‘Anha bertutur tentang beliau, “Sungguh Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam  shalat malam hingga merekah kedua telapak kakinya.” Ibunda Aisyah bertanya kepada beliau, ”Mengapa engkau melakukan hal ini, wahai Rosulullah? Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala   telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?”, Beliau menjawab, “Apa aku tidak ingin menjadi hamba yang bersyukur?” (HR Bukhari & Muslim)

Betul, mengapa kita tidak menjadi hamba-Nya yang bersyukur sebagaimana uswah kita bersyukur kepada-Nya? Hanya kepada-Nya lah kita memohon pertolongan.

Sebuah hadits menyebutkan, disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang seseorang yang tidur sepanjang malam sampai shubuh. Maka beliau bersabda, “Dia adalah seorang yang kedua telinganya dikencingi setan.” (HR Bukhari & Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Setan membuat tiga ikatan pada tengkuk salah seorang dari kalian ketika ia tidur. Ia pukulkan pada tiap tempat ikatan itu ucapan ‘malam masih panjang, tidur lagi sajalah!’ Jika ia bangun lalu berdzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Jika dilanjutkan dengan berwudhu, terurailah ikatan yang kedua. Dan jika dia shalat lepaslah ikatan yang ketiga. Maka pagi harinya pun ia bersemangat dan baik kondisi jiwanya. Sebaliknya jika tidak, ia pun jadi malas dan buruk kondisi jiwanya.” (HR Bukhari & Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Hendaklah kalian melaksanakan shalat malam. Sebab, shalat malam adalah kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, bisa mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, penghapus keburukan-keburukan dan bisa mencegah seseorang dari berbuat dosa.” (HR Tirmidzi, Hakim, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Abi Dunya. Syaikh Al-Albani berkata dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, “Hasan li ghoirihi”)

Inilah empat tips yang diwasiatkan Rasul Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam: “Wahai manusia! Sebarkanlah salam, berilahlah makan kepada fakir miskin, sambunglah silaturrahmi dan shalatlah di waktu malam ketika manusia terlelap tidur, niscaya engkau masuk syurga dengan aman” (HR Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilatul Ahadits Ash-Shahihah dan dalam Irwaaul Ghalil)

Diriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu  bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam pernah bersabda : “Sungguh dalam surga terdapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Allah sediakan untuk orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Ramadhan, menebar salam dan shalat malam di saat manusia terlelap tidur”. (HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan At-Tirmidzi. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi dan dalam Shahihul Jami’)

Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu berkata :”Pernah Jibril datang menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam  lalu berkata : ”Hai Muhammad, hiduplah sesukamu karena kau pasti akan mati. Cintailah siapa saja orang yang kau suka karena sungguh kau akan berpisah dengannya. Berbuatlah sesukamu karena sesungguhnya kau akan dibalas dengan perbuatanmu itu. ‘Kemudian Jibril berkata,”Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan shalat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al-Albani)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak dibolehkan bersikap hasad selain terhadap dua orang: Orang yang diberi anugerah hafal Al-Quran, lalu ia gunakan untuk melakukan shalat malam dan shalat di siang hari; dan orang yang Allah berikan anugerah harta, lalu ia gunakan untuk berinfak siang dan malam.” (HR Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam  bersabda, “Barangsiapa yang shalat dengan membaca 10 ayat Al-Quran, maka akan dihindarkan dirinya sebagai orang-orang yang lalai. Barangsiapa yang shalat dengan membaca 100 ayat, akan ditetapkan dirinya sebagai orang-orang yang khusyu. Barangsiapa yang shalat dengan membaca 1.000 ayat, akan ditetapkan dirinya sebagai muqantharin”  (HR Abu Daud, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud).

Muqantharin artinya adalah orang yang mendapatkan pahala sebesar qinthar (sebesar gunung). Lihat At-Targhib wat Tarhib oleh Al-Mundziri I: 495 (Al-Qahthani, Kumpulan Shalat Sunnah & Keutamaannya, 111).

Mutiara Salaf tentang Shalat Malam

  • Apabila semua mata telah terlelap, Abdullah bin Mas’ud bangun dan terdengarlah dengungan suaranya seperti dengungan lebah, sampai Shubuh menjelang.
  • Al-Hasan Al-Bashri ditanya, mengapa orang-orang yang rajin bertahajjud itu wajah mereka berseri-seri? Beliau menjawab, “Sebab, mereka menyendiri bersama Ar-Rahman, lalu Dia pakaikan kepadanya seberkas cahaya dari cahaya-Nya.”
  • Al-Hasan pun berujar, “Seseorang melakukan suatu dosa, maka ia pun terhalang dari qiyamullail.”
  • Seseorang bertanya kepada orang shalih, “Aku tidak dapat bangun malam. Tunjukkan padaku obatnya!” Orang shalih itu pun menjawab, “Janganlah kamu bermaksiat kepada-Nya di siang hari, niscaya Dia akan membangunkanmu di malam hari!”
  • Sufyan Ats-Tsauri bercerita, “Aku benar-benar terhalangi dari qiyamullail selama lima bulan gara-gara satu dosa yang aku lakukan.”
  • Abu Sulaiman menuturkan, “Kelezatan malam yang dirasakan oleh orang yang rajin bangun malam itu lebih besar daripada kelezatan lahwun (perbuatan sia-sia) yang dirasakan oleh pelakunya. Sungguh, jika tidak ada malam, aku tidak ingin berlama-lama tinggal di muka bumi ini.”
  • Ibnul Munkadir berkata, “Kelezatan dunia ini tinggal tersisa tiga perkara: qiyamullail, berjumpa dengan saudara seiman, dan shalat jamaah.”
  • Salah seorang Salaf berkata, “Saya telah berusaha melaksanakan shalat malam (Qiyamul Lail) selama 20 tahun, kemudian saya merasakan kenikmatannya selama 20 tahun, dan Nabi bersabda, “Telah dijadikan penyenang hatiku di dalam sholat.”

PERKARA YANG MEMBANTU UNTUK SHALAT MALAM

  1. Jangan banyak makan yang berakibat juga akan banyak minum, dan akibatnya akan selalu tidur dan berat untuk melaksanakan shalat malam.
  2. Jangan melelahkan diri sendiri dengan pekerjaan dan kesibukan yang akan sangat membuat payah anggota badan serta melemahkan pesendian. Karena semuanya ini akan menyebabkan mudah untuk tidur.
  3. Jangan meninggalkan tidur siang meskipun sebentar. Karena tidur siang adalah sunnah yang akan membantu dalam melaksanakan shalat malam.
  4. Bersihkan hati dari kedengkian kepada kaum muslimin, dari perbuatan bid’ah, dari khurafat dan dari kesenangan-kesenangan dunia. Sebab semua penyakit ini bisa memalingkan seseorang dari ketaatan kepada Allah Ta’ala.
  5. Jangan berbuat dosa di siang hari. Karena sesungguhnya perbuatan dosa akan mengeraskan hati dan menjadi penghalang diri anda dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  6. Adanya rasa takut (terhadap kejadian di hari akhir) yang selalu ada di dalam hati serta tidak panjangnya angan-angan. Juga selalu berfikir dan merenung tentang huru-hara hari kiamat serta gejolak neraka Jahannam.

Daftar Bacaan:

Abdul Malik Al-Qasim. Yang Mereka Lakukan di Tengah Malam. Solo: Pustaka At-Tibyan.

Ahmad Farid. Tazkiyatun Nafs. Solo: Pustaka Arafah, 2005.

Muhammad bin Ibrahim An-Nu’aim. Memesan Kursi Tertinggi di Surga. Solo: Wacana Ilmiah Press, 2007.

Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani. Kumpulan Shalat Sunnah & Keutamaannya. Jakarta: Darul Haq, 2005.

Menggapai Kenikmatan 20 Tahun Sholat Malam


Salah seorang Salaf berkata, “Saya telah berusaha melaksanakan shalat malam (Qiyamul Lail) selama 20 tahun, kemudian saya merasakan kenikmatannya selama 20 tahun, dan Nabi bersabda, “Telah dijadikan penyenang hatiku di dalam sholat.”

(Lihat Hasyim bin Abdullah Asy-Syu’ail, Kiat Cerdas Meraih Istiqomah, hal 50-51)

Penulis (Abdurrahman HRD) katakan, “Inilah orang terdahulu yang sholeh. Mereka terus mencoba dan berusaha untuk merasakan nikmatnya ibadah dalam waktu yang tidak bisa dikatakan singkat, 20 tahun! Maka bagaimanakah dengan keadaan kita yang putus asa, pesimis, dan lemah iman sehingga tidak berusaha mencoba melainkan dalam hitungan hari saja.Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan.”